Teori yang Menjelaskan Perkembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial

Perkembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial dapat dijelaskan dengan beberapa teori. Adapun teori yang menjelaskan perkembangan manusia sebagai makhluk individu dan sosial adalah sebagai berikut.

1. Teori Nativisme

Teori yang dikemukakan oleh Arthur Schopenhauer (dalam Sobur, 2010) ini menyatakan bahwa perkembangan manusia sepenuhnya ditentukan oleh faktor-faktor nativus, yakni faktor keturunan yang dibawa individu sejak saat dilahirkan. Menurut teori nativisme, individu dilahirkan dengan membawa sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat inilah yang kemudian akan menentukan keadaan individu bersangkutan. Adapun faktor lingkungan dan pendidikan dianggap sama sekali tidak berpengaruh terhadap perkembangan individu.

Teori nativisme menimbulkan pandangan bahwa kepribadian individu sangat tergantung pada sifat-sifat yang diturunkan oleh orangtuanya dan tidak dapat diubah lagi. Apabila orang tuanya baik, maka seseorang akan menjadi baik juga. Demikian pula jika orang tuanya memiliki sifat jahat, individu pun pasti mewarisi sifat sama.

Itulah sebabnya, teori nativisme mendorong diadakannya seleksi terhadap anggota masyarakat demi menciptakan keadaan yang lebih baik pada masa lalu. Kesempatan untuk memiliki keturunan hanya diberikan kepada anggota masyarakat yang bersifat baik saja, karena diyakini keturunannya pun akan mewarisi kebaikan mereka. Sebaliknya, para pelaku kejahatan tidak diberi kesempatan memiliki keturunan, sebab dipandang hanya akan melahirkan penjahat-penjahat baru.


BACA JUGA : Tips aman menggunakan WhatsApp yang belum banyak diketahui orang

2. Teori Empirisme

Teori empirisme atau teori tabularasa adalah teori yang dikemukakan oleh John Locke (dalam Sobur, 2010). Teori ini menyatakan bahwa individu yang baru dilahirkan ibaratnya sehelai kertas putih bersih. Akan menjadi apa individu tersebut kemudian sangat ditentukan oleh pengalaman-pengalaman dalam hidupnya, terutama proses pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan dipandang sebagai proses penting yang mampu membentuk kepribadian individu. Adapun sifat keturunan atau pembawaan lahir dianggap tidak memiliki peranan.

3. Teori Konvergensi

Menurut teori yang dikemukakan oleh William Stern (dalam Sobur, 2010). baik pembawaan maupun pengalaman ataupun lingkungan mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu. Kepribadian individu ditentukan oleh faktor keturunan (endogen) dan faktor lingkungan (eksogen). Pendapat William Stern telah dibuktikannya melalui penelitian terhadap sejumlah anak kembar di Hamburg, Jerman. Mengapa dipilih anak kembar? Karena dilihat dari segi genetik, anak kembar dipastikan mewarisi sifat keturunan yang nyaris identik. Setelah dilahirkan, anak-anak tersebut dipisahkan dari kembarannya untuk diteliti dan kemudian ditempatkan pada pengaruh lingkungan yang berbeda. Ternyata hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa kedua anak kembar yang dipisahkan tersebut memiliki sejumlah sifat yang berbeda, sekalipun secara fisik keturunan mereka dapat dikatakan relatif mempunyai banyak kesamaan. Hal ini membuktikan bahwa faktor pembawaan tidak secara mutlak menentukan kepribadian individu. Lingkungan (pengalaman, pergaulan, dan pendidikan) juga berperan cukup signifikan di dalam proses kehidupan sosial setiap individu.


Itulah Teori yang Menjelaskan Perkembangan Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Sosial semoga bermanfaat. Silahkan komentar dibawah jika dirasa ada yang perlu didiskusikan. Terimakasih.

Tinggalkan komentar dibawah apabila ada yang perlu dikoreksi,kebenaran hanya milik ALLAH SWT dan kesalahan datangnya dari diri saya sendiri, kita belajar bersama dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *