Pengertian, Karakteristik, sifat, unsur dan fungsi stratifikasi sosial

Pada kesempatan kali ini saya akan membahas mengenai Pengertian, Karakteristik, sifat, unsur dan fungsi stratifikasi sosial dalam sosiologi. Selamat membaca.

Pengertian dan Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial

Pelapisan sosial atau stratifikasi atau social stratification berasal dari kata stratification dan social. Stratification berasal dari kata stratum (jamaknya strata) yang berarti lapisan. Mengenai stratifikasi sosial, Pitirim A. Sorokin memberikan definisi bahwa stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis).

Terbentuknya Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dalam masyarakat menurut terbentuknya dibagi menjadi berikut.

a. Stratifikasi sosial yang terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat. Biasanya diakibatkan karena kepandaian, tingkat umur (senioritas), sifat keaslian anggota,dan kepemilikan harta yang diwariskan.

b. Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama. Stratifikasi sosial yang sengaja disusun untuk mencapai tujuan tertentu biasanya berkaitan dengan pembagian kekuasaan dan wewenang resmi dalam organisasi formal. Misalnya, pemerintahan, badan usaha, partai politik, dan angkatan bersenjata. Pada stratifikasi sosial jenis ini kekuasaan dan wewenang merupakan unsur khusus dalam stratifikasi sosial.

Karakteristik Stratifikasi Sosial

Secara rinci, terdapat tiga aspek yang merupakan karakteristik stratifikasi sosial (Syarbaini, 2009), yaitu sebagai berikut.

a. Perbedaan kemampuan atau kesanggupan
Kelompok masyarakat yang berada pada lapisan sosial tinggi akan memiliki kemampuan yang lebih besar jika dibandingkan mereka yang berada di lapisan bawah. Kemampuan yang dimaksud, antara lain kemampuan dalam bidang ekonomi, sosial, dan politik. Kelompok masyarakat golongan atas akan dengan mudah untuk memiliki rumah, mobil, dan perhiasan dibandingkan golongan kelas bawah.

b. Perbedaan gaya hidup (life style)
Kriteria Anggota masyarakat yang menduduki lapisan lebih tinggi mengembangkan gaya hidup sebagai pembeda dengan lapisan di bawahnya. Misalnya seorang direktur pasti berpenampilan yang rapi berdasi sepatu kulit, jam tangan yang mahal, dengan mobil mewah, dan makan di restoran. Jika tidak mengikuti tuntutan tersebut akan menjadi bahan pembicaraan. Sebaliknya, seorang pegawai rendahan mencoba berpenampilan seperti itu tentu mengundang cemoohan.

c. Perbedaan hak dan akses dalam memanfaatkan sumber daya
Seseorang yang menduduki lapisan tinggi biasanya akan memiliki hak dan akses lebih luas terhadap fasilitas atau sumber daya dibanding lapisan bawahnya. Contohnya seorang pimpinan sebuah lembaga umumnya diberi fasilitas rumah dan kendaraan dinas, dan beragam tunjangan, ruang kerja pribadi serta hak untuk memerintah bawahannya. Fasilitas tersebut tentunya tidak dapat dinikmati oleh bawahannya yang berkedudukan lebih rendah.

Dasar Pembentukan Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dalam masyarakat terjadi karena adanya sesuatu yang dihargai dalam masyarakat. Sepanjang masyarakat memberikan penghargaan terhadap sesuatu yang dianggap lebih, maka stratifikasi sosial di masyarakat tetap akan ada. Sesuatu yang dipandang berharga, antara lain uang, tanah, benda-benda bernilai ekonomis, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan keturunan.

Berikut ini akan diuraikan tentang dasar pembentukan stratifikasi sosial.

a. kekayaan
Kriteria kekayaan biasanya berkaitan erat dengan pendapatan. Semakin besar pendapatan seseorang, maka semakin besar kesempatan baginya untuk memiliki sebanyak mungkin harta benda dan semakin besar peluangnya untuk untuk memperoleh strata tertinggi.

b. Kekuasaan
Kekuasaan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk menentukan kehendaknya terhadap orang lain (yang dikuasai). Kekuasaan ini sangat dipengaruhi unsur lain, seperti kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, kekayaan yang dimiliki, kepandaian bahkan kelicikan. Anggota masyarakat yang memiliki kekuasaan dan wewenang terbesar akan menempati lapisan sosial yang paling atas. Sebaliknya, anggota masyarakat yang tidak mempunyai kekuasaan serta hanya sebagai bawahan akan menempati lapisan bawah.

c. Keturunan
Kriteria keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Dalam masyarakat feodal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar Andi di masyarakat Bugis, Raden di masyarakat Jawa, Tengku di masyarakat Aceh, keluarga Kraengraja dan Kraeng dulu di masyarakat Manggarai, dan sebagainya.

d. Pendidikan (ilmu pengetahuan)
Dalam masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan atau pendidikan, orang yang memiliki keahlian atau profesionalis akan mendapatkan penghargaan lebih besar dibanding orang yang tidak memiliki keahlian dan berpendidikan rendah ataupun buta huruf.

Baca Juga : Perilaku menyimpang dalam sosiologi

Sifat Stratifikasi Sosial

Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi stratifikasi sosial tertutup, stratifikasi sosial terbuka, dan stratifikasi sosial campuran, yang dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Stratifikasi sosial tertutup

stratifikasi sosial tertutup

Sistem pelapisan tertutup (closed social stratification) mengarah pada sulitnya melakukan perpindahan status individu untuk naik ke lapisan atas. Salah satu jalan untuk mencapai status pada stratifikasi ini melalui kelahiran atau keturunan seperti pelapisan berdasarkan kasta di Bali.
b. Stratifikasi sosial terbuka

Stratifikasi sosial terbuka
Stratifikasi sosial terbuka

Sistem pelapisan sosial terbuka (opened social stratification) bersifat donamis. Pelapisan ini memberi kesempatan anggota masyarakat untuk naik pada lapisan atas atau mengalami penurunan prestasi hingga masuk ke lapisan bawah.
c. Stratifikasi sosial campuran

Stratifikasi sosial campuran
Stratifikasi sosial campuran

Sistem pelapisan sosial campuran merupakan sistem stratifikasi yang membatasi kemungkinan perpindahan strata, tetapi membiarkan perpindahan lapisan pada bidang tertentu. Contoh sistem pelapisan campuran terdapat di Bali. Masyarakat Bali menerapkan sistem pelapisan tertutup melalui kasta, tetapi secara ekonomi masyarakat menerapkan sistem pelapisan terbuka.

Bentuk-Bentuk Stratifikasi Sosial

Berikut akan diuraikan beberapa bentuk pelapisan sosial menurut kriteria ekonomi, kriteria sosial, dan kriteria politik.
a. Kriteria ekonomi

Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi membedakan penduduk atau warga masyarakat menurut penguasaan dan kepemilikan materi. Dalam kriteria ekonomi ada golongan orang-orang yang didasarkan pada pemilikan tanah dan benda, juga dapat didasarkan pada kegiatan di bidang ekonomi dengan menggunakan kecakapan. Dengan kata lain pendapatan, kekayaan, dan pekerjaan akan membagi anggota masyarakat ke dalam beberapa lapisan atau kelas ekonomi. Menurut Max Webber, secara garis besar dalam masyarakat terdapat tiga kelas sosial.

Pengertian, Karakteristik, sifat, unsur dan fungsi stratifikasi sosial

b. Kriteria sosial

Stratifikasi sosial yang didasarkan pada kriteria sosial akan berhubungan dengan status atau kedudukan seseorang dalam masyarakat. Talcott Parsons menyebutkan lima kriteria tinggi rendahnya status sebagai berikut.
1) Kriteria kelahiran, meliputi faktor ras, jenis kelamin, gelar kehormatan, usia, dan lain sebagainya.
2) Kriteria kualitas pribadi, meliputi kebijakan, kearifan, kesalehan, kecerdasan, usia,prestasi,keahlian, dan sebagainya.
3) Kriteria prestasi, meliputi kesuksesan usaha, pangkat dalam pekerjaan, keahlian, prestasi kerja, dan sebagainya.
4) Kriteria pemilikan, meliputi kekayaan akan uang dan harta benda.

Kriteria otoritas, yaitu kemampuan untuk memengaruhi pihak lain sehingga pihak lain tersebut bertindak seperti yang diinginkan.

c. Kriteria politik

Pelapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria politik berarti pembedaan penduduk atau warga masyarakat menurut pembagian kekuasaan dan wewenang. Kekuasaan merupakan kemampuan untuk memengaruhi pihak lain menurut kehendak atau kemauan yang ada pada pemegang kekuasaan. Menurut Mac Iver, ada tiga pola umum sistem pelapisan sosial dengan kriteria politik, yaitu kasta, oligarki, dan demokrasi.

  1. Tipe Kasta
Tipe Kasta
Tipe Kasta

Tipe kasta adalah tipe atau sistem lapisan kekuasaan dengan garis pemisahan yang tegas dan kaku. Tipe semacam ini biasanya dijumpai pada masyarakat berkasta yang hampir tidak terjadi mobilitas sosial vertikal. Garis pemisah antara masing-masing lapisan hampir tidak mungkin ditembus. Puncak piramida diduduki oleh penguasa tertinggi, misalnya maharaja, raja, dan sebagainya, dengan lingkungan yang didukung oleh kaum bangsawan, tentara, dan para ahli agama. Lapisan berikutnya berturut-turut adalah para tukang, pelayan, petani, buruh tani, dan budak.

2. Tipe oligarki

 Tipe oligarki
Tipe oligarki

Tipe ini memiliki garis pemisah yang tegas, tetapi dasar pembagian kelas-kelas sosial ditentukan oleh kebudayaan masyarakat tersebut. Tipe ini hampir sama dengan tipe kasta, namun individu masih diberi kesempatan untuk naik lapisan. Di setiap lapisan juga dapat dijumpai lapisan yang lebih khusus lagi, sedangkan perbedaan antara satu lapisan dengan dengan lapisan lainnya tidak begitu mencolok.

3. Tipe Demokratis

 Tipe Demokratis
Tipe Demokratis

Tipe ini menunjukkan adanya garis pemisah antara lapisan yang sifatnya mobil (bergerak) sekali. Dalam hal ini kelahiran tidak menentukan kedudukan seseorang, melainkan yang terpenting adalah kemampuannya dan kadang-kadang faktor keberuntungan.

Baca Juga : Kelompok Sosial dalam Sosiologi dan Macam-Macamnya

Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat

Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role).
a. Kedudukan (status)
Status atau kedudukan adalah posisi sosial yang merupakan tempat di mana seseorang menjalankan kewajiban-kewajiban dan berbagai aktivitas lain, yang sekaligus merupakan tempat bagi seseorang untuk menanamkan harapan-harapan. Dengan kata lain status merupakan posisi sosial seseorang dalam suatu hirarki. Ralph Linton mengatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat kita mengenal tiga macam status, yaitu ascribed status, achieved status, dan assigned status.

1) Ascribed status
Ascribed status merupakan status yang diperoleh seseorang tanpa usaha tertentu. Status sosial ini biasanya diperoleh karena warisan, keturunan, atau kelahiran. Contohnya seorang anak yang lahir dari lingkungan bangsawan tanpa harus berusaha dengan sendirinya ia sudah memiliki status sebagai bangsawan.
2) Achieved status
Status ini diperoleh karena suatu prestasi tertentu. Atau dengan kata lain status ini diperoleh seseorang dengan usaha usaha yang disengaja. Status ini tidak diperoleh atas dasar keturunan, akan tetapi tergantung pada kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai tujuan-tujuannya. Misalnya seseorang dapat menjadi hakim setelah menyelesaikan kuliah di Fakultas Hukum dan memenuhi persyaratan-persyaratan yang memerlukan usaha-usaha tertentu.
3) Assigned status
Assigned status adalah status yang dimiliki seseorang karena jasa-jasanya terhadap pihak lain. Karena jasanya tersebut, orang diberi status khusus oleh orang atau kelompok tersebut. Misalnya gelar-gelar seperti pahlawan revolusi, peraih kalpataru atau adipura, dan lainnya.

Fungsi Stratifikasi Sosial

Dalam kenyataannya stratifikasi sosial mempunyai fungsi sebagai berikut.

a. Stratifikasi sosial menyusun alat bagi masyarakat dalam mencapai beberapa tugas utama. Hal ini dilaksanakan dengan mendistribusikan prestise maupun privelese (hak dimiliki yang karena seseorang kedudukannya dalam sebuah strata).
b. Stratifikasi sosial menyusun, mengatur, serta mengawasi saling hubungan di antara anggota masyarakat. Peranan, norma, dan standar tingkah laku dilibatkan dan diperhatikan dalam setiap hubungan di antara strata yang ada di dalam masyarakat.
c. Stratifikasi sosial memiliki kontribusi sebagai pemersatu dengan mengoordinasikan serta mengharmonisasikan unit-unit yang ada dalam struktur sosial itu.
d. Stratifikasi sosial mengategorikan manusia dalam stratum yang berbeda, sehingga dapat menyederhanakan dunia manusia dalam konteks saling berhubungan di antara mereka.

Tinggalkan komentar dibawah apabila ada yang perlu dikoreksi,kebenaran hanya milik ALLAH SWT dan kesalahan datangnya dari diri saya sendiri, kita belajar bersama dan sampai jumpa di tulisan berikutnya.

Similar Posts

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *